Gereja Katolik Bersiap Sambut Era Baru, Pemakaman Paus Fransiskus dan Konklaf Mulai Disiapkan
Jakarta, MCBNews.co.id – Vatikan tengah bersiap menghadapi momen bersejarah setelah wafatnya Paus Fransiskus pada Senin (22/4/2025) di usia 88 tahun. Para kardinal Gereja Katolik dijadwalkan bertemu pada Selasa (23/4/2025) untuk menyusun rencana pemakaman serta membahas transisi kepemimpinan menjelang konklaf pemilihan Paus baru yang akan digelar bulan depan.
Melansir dari CNBC Indonesia, Paus Fransiskus menghembuskan napas terakhir akibat stroke dan henti jantung, setelah sebelumnya menjalani perawatan selama lima pekan karena pneumonia ganda. Meski sempat pulih dan tampil di hadapan publik saat perayaan Paskah, kondisi kesehatannya menurun drastis dalam beberapa hari terakhir.
Wafatnya pemimpin Gereja Katolik ini memicu dimulainya rangkaian ritual tradisional, termasuk penghancuran Cincin Nelayan dan segel kepausan sebagai simbol berakhirnya kekuasaan pontifikal. Jenazah Paus saat ini disemayamkan di kediamannya di Santa Marta dan akan dipindahkan ke Basilika Santo Petrus mulai Rabu untuk menerima penghormatan terakhir dari umat.
“Dalam pelayanan apostoliknya, Paus Fransiskus adalah peziarah harapan. Kami bersyukur atas karunia yang Tuhan berikan kepada Gereja melalui dirinya,” ucap Kardinal Mauro Gambetti dalam doa bersama di Lapangan Santo Petrus, Senin malam.
Pertemuan para kardinal akan dimulai pukul 09.00 waktu setempat. Selain menyusun tata prosesi pemakaman, mereka juga akan membahas operasional Gereja selama masa sede vacante (takhta kosong) hingga terpilihnya Paus baru.
Sesuai wasiat terakhirnya, Paus Fransiskus meminta dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore, berbeda dari kebiasaan pemakaman para Paus sebelumnya di Basilika Santo Petrus. Prosesi pemakaman diperkirakan berlangsung antara Jumat hingga Minggu mendatang.
Sejumlah pemimpin dunia menyatakan niat untuk hadir dalam upacara pemakaman, termasuk Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Argentina Javier Milei.
Konklaf untuk memilih Paus baru dijadwalkan dimulai pada 6 Mei 2025, yakni 15 hingga 20 hari setelah wafatnya Paus. Sebanyak 135 kardinal yang memenuhi syarat akan mengikuti proses pemilihan tertutup, yang berpotensi berlangsung selama beberapa hari.
Selama masa kepemimpinannya, Paus Fransiskus dikenal sebagai sosok progresif yang membawa angin perubahan di tubuh Gereja. Ia mendorong reformasi internal, memberantas korupsi, dan menghadapi skandal pelecehan seksual di kalangan klerus. Sekitar 80% dari para kardinal pemilih merupakan hasil penunjukannya, memberikan kemungkinan bahwa arah kebijakannya dapat berlanjut di bawah Paus yang baru—meski hasil konklaf tetap sulit diprediksi.
Dalam beberapa hari ke depan, para kardinal akan mengikuti serangkaian Kongregasi Umum guna membahas kondisi Gereja global dan menentukan kriteria pemilihan pemimpin tertinggi Katolik berikutnya. Gereja Katolik kini menatap babak baru, dengan harapan lahirnya kepemimpinan yang mampu menjawab tantangan zaman.
(Hda)
Tinggalkan Balasan